Alhamdulillah, kita sudah berada pada malam yang sangat indah, yaitu malam turunnya Al-Qur’an pertama ke dunia ini. Ayat Al-Qur’an Pertama di turunkan adalah : Q.S. Al-‘Alaq (1-5) pada Tanggal 17 Ramadhan 610 M, ketika itu Rasulullah SAW sedang berada di Gua Hira’ dan ayat Al-Qur’an Terakhir di turunkan adalah : Q.S. Al-Maidah (3)
Pada Tanggal 09 Dzulhijjah 10 H, yang mana 80 Hari sesudah itu, beliaupun wafat meninggalkan dunia. Turunnya Al-Qur’an itu dengan cara sekali-gus dan berangsur-angsur.
Sekali-gus adalah waktu diturunkan Allah “Salinan” dari Luh-Mahfudz ke Langit Dunia, dan disimpankan disuatu tempat yang bernama “Baitul Izzah”, berlakunya surah pertama adalah dimalam 17 Ramadhan di Tahun yang ke-12 sebelum hijriah.
Berangsur-angsur adalah menurut kenyataannya oleh Malaikat Jibril disampaikan kepada Rasulullah SAW dalam masa 22 Tahun 2 Bulan 22 Hari, dihitung ketika Rasulullah SAW pertama menjadi Rasul, seperti penjelasan diatas dari Baitul Izzah di Langit Dunia (Langit Pertama).
Walaupun kita lihat Surat Pertama Al-Qur’an adalah Surat Al-Fatihah dan Surat Terakhir Al-Qur’an adalah Surat An-Nas, tapi nyatanya adalah Surat Al-‘Alaq (1-5) yang pertama diturunkan dan yang terakhir Surat Al-Maidah (3)
Berikut 4 macam penjelasan sejarah Al-Qur’an :
1. Tarkibuh (Penyusunannya)
Ayat Al-Qur’an diturunkan dengan secara bertahap-tahap mengikuti peristiwa kejadian Rasulullah SAW disaat menjadi Rasul, cara penyusunan adalah Malaikat Jibril sendiri yang mengajari langsung Rasulullah SAW untuk menyusun Al-Qur’an sesuai dengan salinan Al-Qur’an di Baitul Izzar Langit Pertama, dalam sejarah mengatakan sampai 5x kali Malaikat Jibril mengajari tata cara menyusun surat-surat Al-Qur’an tersebut kepada Rasulullah SAW.
2. Jam’uh (Pengumpulannya)
Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu, seketika itu Rasul langsung memberi tahu tentang hal itu kepada sahabat, maka sahabat ketika langsung menulis kalam Allah tersebut di pelopak kurma kering (mushaf), hasil daripada ini, rasulullah mengajari sahabat untuk menyusun Al-Qur’an secara benar dan baik.
3. Tadwinuh (Pembukuannya)
Takkala Kepemimpinan Sayyidina Abu Bakar As-Shidiq, Umar dan anggota yang lain sedang berada di dalam peperangan, Sayyidina Umar melihat sangat banyak penulis dan hafidz Al-Qur’an yang syahid di dalam peperangan, maka dengan inisiatif keras Sayyidina Umar meminta Sayyidina Abu Bakar As-Shidiq untuk membukukan Al-Qur’an dengan tali yang baik dan bagus, supaya tidak terpisah halaman-halaman yang sudah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
4. Intisyaruh (Penyebarannya)
Pada Kepemimpinan Khalifah Sayyidina Usman, beliau adalah salah satu sahabat yang kaya raya diantara sahabat yang lain, dan beliau sangat dermawan, sehingga hartanya sempat habis untuk disedaqahkan semuanya kepada jalan Allah, dan beliau juga di lakap sebagai Dzi-nuraini (Pemilik Dua Nur) yaitu beliau menikah dengan dua anak perempuan Rasulullah SAW. Pada masa kepemimpinan Sayyidina Usman, agama Islam semakin menyebar luas ke daerah lain selain arab, dan ketika itu Sayyidina Usman mengirimkan beberapa urusan untuk pergi ke arah barat timur selatan dan utara untuk menyebarkan islam.
LANJUTAN 4
Maka pada waktu ini datanglah seorang sahabat yang bernama Hudzaifah Bin Al-Yamani, Hudzaifah tersebut pernah mendengar bacaan Al-Qur’an di daerah selain Arab, bacaannya sangat beda, huruf dan makhrajil berbeda-beda dengan apa yang diajarkan Rasulullah, maka pulanglah Hudzaifah langsung menjumpai Sayyidina Usman dan menceritakan hal tersebut, maka Sayyidina Usman mengumpulkan sebanyak mungkin penulis-penulis terbaik pada masa itu untuk diperintahkan kepada mereka, supaya segera menuliskan sebanyak-banyaknya Al-Quran dan dibagikan ke seluruh penjuru dunia dan Alhamdulillah sekarang Kalamullah tersebut ada dirumah kita masing-masing.
Referensi : Kitab Hidayatul Mustafid Kitab Manarul Huda